Welcome to My Blog, Guys :)

Welcome to My Blog, Guys :)

Kamis, 04 Juli 2013

artikel IV



Nama : Humaira
Artikel ke 4 KPI II/C 2013

Judul :  “Puncak Pengalaman Pertemuan dengan Allah itu Menjadi Hamba Allah”

               A.    Isi Artikel
1)      Menguatkan iman dan memantapkan aqidah.
Allah swt. itu pemilik segala yang ada di langit dan di bumi dan di antara keduanya (QS. 2:255; 20:6). Allah swt. itu Maha Kuasa, Maha Penolong, Maha Pelindung, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (QS. 1:1-7) dengan pemberian karunia-Nya kepada manusia yang tidak terhitung banyaknya (QS. 16:18). Karenanya, dalam kenyataan yang sebenarnya manusia itu tidak bisa hidup, bergerak, dan beraktifitas tanpa pertolongan Allah dan tanpa kekuatan Allah yang tidak terbatas.
2)      Membangkitkan semangat beribadah, amal sholeh, dan akhlak mulia.
Dalam shalat yang khusyu’, manusia bisa merasa mengetahui dengan pengetahuan Allah, manusia bisa merasa menghendaki dengan kehendak Allah, dan dalam sholat yang khusyu’ manusia bisa merasakan seluruh aktifitasnya dalam shalat, yaitu seluruh gerakan dan bacaan dalam shalatnya berlangsung dengan Qudrah, Iradah, dan Ilmu Allah.
3)      Mendorong berta’awun dan bertausiah.
Allah mengirimkan para malaikat, kitab suci, para Nabi dan Rasul-Nya agar manusia bisa mengetahui, mengenal, dekat dengan Allah (QS. 2:186), bertemu Allah (QS. 29:5) dan menjadi kekasih Allah (QS. 3:31) di dunia ini, agar manusia bisa memperoleh kebahagiaan yang kekal abadi dan agar manusia tidak menyesal setelah mati (QS 23:99-100).

              B.     Analisa Kritis
1)      Benar
Menurut pengetahuan yang telah saya pelajari, semua hal yang di cantumkan dalam artikel tersebut adalah benar. Tidak ada yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.
2)      Salah
Tidak ada pemaparan yang salah dalam artikel tersebut. Karena, hal-hal yang dibahas dalam artikel tersebut disertai dengan rujukan yaitu dari al-qur’an dan hadist. Yang merupakan pedoman utama umat islam.
3)      Manfaat artikel
1)      Dapat meningkatkan kualitas ibadah.
2)      Dapat mengetahui tujuan pertemuan dengan Allah.
3)      Dapat mengetahui cara agar bisa bertemu dengan Allah.
4)      Menyadarkan kita bahwa Allah adalah pemilik alam semesta.
5)      Mengingatkan kita tentang manfaat shalat yang khusyu’.

                C.    Kesimpulan
Puncak pengalaman pertemuan dengan Allah adalah menjadi hamba Allah. Hamba Allah adalah orang yang bertauhid, bertaqwa, dan bertawakkal sebagai keyakinan, pernyataan, kenyataan atau ekspresi realitas yang sebenarnya. Itulah puncak pengalaman pertemuan dengan Allah yang tertinggi. Hanya hamba Allah yang bisa menjadi kekasih Allah, dan hanya kekasih Allah yang bisa menjadi khalifah-Nya yaitu wakil Allah di muka bumi.

artikel III



Nama : Humaira
Artikel ke 3 KPI II/C 2013

Jihad Melawan Syetan

Barang siapa yang menginginkan agar syetan tidak mempunyai peluang pada dirinya, hendaknya ia:
·         Meluruskan iman,
·         Tawakkal dan
·         Ubudiyah nya, semata karena Allah swt. di atas hamparan kefakiran,
·         Bersegera serta mohon perlindungan kepada Allah swt.
Allah swt. berfirman: “Sesungguhnya syetan itu tidak ada peluang (menggoda) baginya, terhadap orang-orang yang beriman, dan kepada orang-orang yang senantiasa tawakkal kepada Tuhannya.
            Dan jika kamu ditimpa godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah.
Sedangkan pelurusan iman itu dilakukan melalui:
·         Syukur terhadap nikmat-nikmatNya,
·         Sabar terhadap bencana,
·         Dan ridha terhadap qadha’.
Keabsahan tawakkal dengan jalan:
·         Menjauhi hawa nafsu,
·         Melupakan makhluk, dan
·         Bergantung pada Yang Maha Diraja Yang Benar serta
·         Melanggengkan dzikir.
Apabila ada rintangan yang menghalangimu untuk sampai kepada Allah, maka tetaplah dalam keteguhan. Allah swt. berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila engkau sekalian bertemu dengan kelompok (musuh), maka tetaplah kokoh, dan ingatlah kamu sekalian kepada Allah sebanyak-banyaknya, agar kamu sekalian berbahagia.
Pelurusan ubudiyah melalui:
·         Pelanggengan kefakiran (terus-menerus merasa fakir kepada Allah),
·         Merasa lemah, dan
·         Hina di hadapan Allah.
Lawan ubudiyah adalah Rububiyah, lalu apa fungsi Rububiyah bagimu dan apa yang seharusnya dilakukan bagi Rububiyah? Maka, teguhlah dengan sifat-sifatmu.
Ucapkanlah dari hamparan kefakiran hakiki: “Wahai Yang Maha Kaya, kepada siapa lagi bagi si fakir selain kepadaMu.
Ucapkanlah dari hamparan kelemahan: “Wahai Yang Maha Kuasa, kepada siapa lagi bagi si lemah ini selain kepadaMu.
Sedangkan dari hamparan kehinaan ucapkanlah: “Wahai Dzat Yang Maha Mulia, kepada siapa lagi bagi orang yang hina ini selain kepadaMu.
Engkau akan menemukan ijabah, seakan-akan ijabah itu mengikuti tanganmu. Allah swt. berfirman: “Mohon pertolonganlah kamu sekalian kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
Siapa yang menetapi bumi syahwat dan masih mengikuti selera nafsunya, sementara dirinya tidak ditolong oleh Tajalli-Nya, dan terjauhkan dari tajalli, maka ubudiyahnya pada dua perkara:
1.      Mengetahui nikmat-nikmat Allah swt. atas karunia yang diberikan-Nya berupa iman dan tauhid.
2.      Senantiasa berkomitmen dan membutuhkan Allah.
Jika dua hal tersebut diabaikan, maka kesengsaraan menjadi miliknya, kejauhan menjadi kelazimannya, dan hanya kepada Allah-lah tempat berlindungnya. Kerangkeng syetan itu ada empat:
1.      Anda duduk sambil berfikir tentang faktor yang mendekatkan kepada Allah, lalu Anda mengamalkannya;
2.      Anda berfikir tentang faktor yang menjauhkan diri Anda kepada Allah, lalu Anda menjauhi faktor tersebut;
3.      Anda duduk berfikir tentang apa (amal) yang telah Anda lakukan, lalu Anda bersyukur dan memohon ampunan;
4.      Anda duduk berfikir tentang dosa yang berlalu, lantas Anda memohon ampunan dan bersyukur.
Apabila Anda ingin mengalahkan musuh Anda, maka Anda harus berteguh dengan iman dan tawakkal, ubudiyah yang benar dan memohon perlindungan Allah dari syetan.


artikel I



Nama : Humaira
Artikel ke 1 KPI II/C 2013

Memaknai Islam, Iman, dan Ihsan secara Konkrit

            Suatu kata yang sering kita dengar yang berkaitan dengan intisari dari kepercayaan dalam Islam adalah kata islam, iman, dan ihsan. Meskipun kita sering mendengar ketiga kata tersebut, namun pada kenyataannya ketiga hal tersebut hanya sebatas wacana saja, kenapa ? karena dalam kehidupan di dunia ini, sifat dan sikap kita masih jauh dari implementasinya. Lalu, muncul pertanyaan, sebenarnya apa yang dimaksud dengan islam, iman, dan ihsan ?
            Dalam suatu hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah didatangi seorang laki-laki yang ternyata lelaki itu adalah malaikat Jibril, para sahabat yang ada pada saat itu tidak mengenali bahwa lelaki itu adalah malaikat Jibril. Dia menanyakan kepada Rasulullah tentang islam, iman, dan ihsan.
            Pada hadist tersebut, Rasulullah menjawab bahwasanya islam adalah “engkau bersaksi  bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, engkau dirikan shalat, berpuasa, menunaikan zakat dan pergi haji jika mampu”. Jadi, islam adalah amalan-amalan lahiriyah yang meliputi syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.
Saat ini tentu saja, kata-kata “Islam” telah menjadi nama sebuah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw., islam mengandung pengertian sikap pasrah atau menyerahkan diri pada Tuhan. Sikap itulah yang disebut sebagai sikap keagamaan yang benar dan diterima Tuhan, seperti yang tertera dalam firman Allah “Sesungguhnya agama bagi Allah adalah sikap pasrah kepada-Nya (islam)” (QS. Ali Imran: 19). Hingga saat ini, para pemeluk agama islam, masih dituntut untuk mengembangkan kemampuan serta kemauan diri untuk tunduk, patuh, pasrah dan berserah diri kepada Allah dengan setulus-tulusnya. Sudah jelas bahwa Islam dalam pengertian ini mustahil tanpa iman, karena ia dapat tumbuh hanya kalau seseorang memiliki rasa percaya kepada Allah yang tulus dan penuh.
Selanjutnya dalam hadist tersebut, nabi ditanya tentang iman, lalu beliau menjawab “iman adalah engkau beriman (percaya) kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadha’ dan qadar (yang baik maupun buruk). Jadi, iman yang dimaksud disini adalah perkara-perkara batiniyah yang ada di dalam hati.
Jika dikaji pada dimensi yang lebih mendalam, iman tidak cukup hanya dengan sikap batin yang percaya. Namun, harus ada perwujudan lahiriah atau eksternalisasi dalam perbuatan-perbuatan.
Perbedaan antara islam dan iman dapat terlihat ketika dua kata tersebut disebutkan secara bersamaan. Saat itu, islam diartikan dengan amalan-amalan lahiriah (anggota badan). Sedangkan iman, diartikan dengan amalan-amalan batiniah (hati). Akan tetapi jika disebutkan islam saja atau iman saja maka sudah mencakup yang lainnya. Contohnya, pada al-qur’an surat Al-Maidah ayat 3 disebutkan “Dan Aku telah ridho, Islam menjadi agama kalian” maka kata islam disini sudah mencakup islam dan iman.
Selain itu, Rasulullah juga ditanya tentang ihsan, maka Rasul pun menjawab “ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia (Allah) melihatmu.”
Pengertian ihsan tersebut mengandung faedah bahwa seorang manusia menyembah Tuhannya hendaknya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat Allah sehingga dia sangat ingin bertemu dengan Allah. Inilah derajat ihsan yang paling sempurna. Jika dia tidak bisa mencapai derajat tersebut, maka hendaknya dia berada di derajat kedua yakni menyembah kepada Allah dengan dipenuhi rasa takut dan cemas akan tertimpa siksa-Nya.

5 Brosur Terbaik

1.    Judul : Jalan Tol Menuju Tuhan
Alasan :
a.       Karena dapat memberitahukan dan menyadarkan kita bahwa hal terpenting dalam hidup yang dapat memberikan ketenangan hidup adalah dengan mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
b.      Mengingatkan kita bahwa dibalik urusan dunia, ada sisi lain yang harus diketahui dan diraih yaitu urusan akhirat.
c.       Karena di brosur itu, diceritakan tentang pengalaman orang yang sudah mengikuti kursus tasawuf.

2.    Judul : Fakta yang Terlupakan dan Tak Terpikirkan
Alasan :
a.         Mengingatkan kita bahwa tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah.
b.        Menyadarkan kita bahwa manusia memiliki ketergantungan sepenuhnya pada Allah.

3.    Judul : Menjadi Hamba Allah itu Pilihan yang Harus Diperjuangkan
Alasan :
a.       Kita jadi mengetahui tujuan dari diciptakannya manusia di dunia ini.
b.      Mengingatkan kita bahwa untuk menjadi hamba yang dicintai Allah, kita harus mengetahui dan mengenal Allah.

4.    Judul : Tak Mungkin Bertasawuf Minus Syari’at
Alasan :
a.         Karena dalam brosur itu dilengkapi dengan pendapat para penggiat tasawuf.
b.        Karena kita jadi dapat membedakan cara-cara yang dipakai kursus tasawuf yang satu dengan yang lainnya.

5.    Judul : Ramai-ramai Bertemu Allah
Alasan :
a.       Mengingatkan kita agar lebih waspada dengan makhluk yang mengaku sebagai Tuhan.
b.      Memberitahukan bahwa kita bisa bertemu Allah bukan dengan bentuk fisik atau kasat mata, melainkan dengan mata hati.